Rencana Pembangunan Makodam XX/Tuanku Imam Bonjol di RTH Imam Bonjol Menguat, Ahli Tata Kota Nilai Langkah Ini Bisa Jadi Model Penataan Kota Modern
Padang PN— Rencana pembangunan Markas Komando Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol (TIB) di kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol, Kota Padang, terus mengemuka dan menjadi sorotan publik. Sejumlah kajian perencanaan dan pertahanan menunjukkan bahwa lokasi tersebut dipilih bukan tanpa pertimbangan, melainkan langkah strategis yang dinilai dapat memberikan manfaat besar bagi tata ruang kota, pertahanan wilayah, ekonomi masyarakat, serta pemanfaatan aset negara yang lebih efisien.
Lokasi Sangat Strategis di Jantung Pemerintahan
RTH Imam Bonjol berada tepat di pusat pemerintahan Kota Padang. Kawasan ini dikelilingi kantor pemerintahan strategis seperti Kantor Gubernur, Mapolresta, Korem, fasilitas perbankan, serta jalan protokol yang menghubungkan berbagai titik penting kota.
Posisi ini menjadikan kawasan tersebut memenuhi syarat pembangunan markas komando yang membutuhkan:
- akses cepat ke pusat pemerintahan,
- kedekatan dengan fasilitas pendukung,
- mobilitas pasukan yang efisien,
- dan koordinasi darurat dalam kondisi bencana.
Revitalisasi RTH: Ruang Publik Tetap Ada dan Lebih Baik
Berkebalikan dengan kekhawatiran sebagian masyarakat, pembangunan Makodam XX/TIB tidak akan menghilangkan fungsi ruang publik. Kawasan RTH justru direncanakan mengalami revitalisasi dengan konsep penataan baru: lebih bersih, teratur, aman, dan tetap ramah bagi aktivitas warga.
Dengan penataan profesional, aktivitas publik seperti olahraga, rekreasi, dan kegiatan komunitas justru diperkirakan semakin nyaman dilakukan.
Penguatan Pertahanan Wilayah Sumbar–Jambi
Pembentukan Kodam XX/TIB merupakan kebijakan nasional yang menempatkan Sumatera Barat dan Jambi sebagai satu wilayah komando baru. Dengan risiko bencana tinggi — terutama gempa bumi — keberadaan markas komando di pusat kota Padang dinilai sangat penting.
Makodam yang berlokasi di Imam Bonjol akan mempercepat:
- respons terhadap bencana,
- koordinasi militer-sipil,
- kendali operasi pertahanan,
- dan kesiapsiagaan wilayah dua provinsi.
Pendapat Tiga Ahli Tata Kota: Penataan Harus Integratif dan Berkelanjutan
1. Dr. Nirwono Joga (ITB): Ruang Publik Tetap Bisa Kuat dengan Desain Integratif
Menurut Dr. Nirwono Joga, penempatan fasilitas strategis negara di ruang publik bukan hal yang bertentangan dengan konsep kota modern, selama desainnya mengutamakan integrasi fungsi dan keberlanjutan ruang hijau.
Ia menambahkan bahwa ruang publik justru bisa meningkat kualitasnya melalui:
- pemulihan vegetasi,
- jalur pedestrian yang lebih baik,
- pencahayaan dan keamanan yang ditingkatkan.
“Dengan desain yang tepat, ruang publik dapat menjadi lebih tertata dan bermanfaat,” ujarnya dalam analisis umum mengenai tata kota berkelanjutan.
2. Prof. Johan Silas (ITS): Pusat Kota Memang Untuk Fungsi Vital
Guru Besar Arsitektur & Tata Kota ITS, Prof. Johan Silas, menegaskan bahwa pusat kota sudah sejak lama diposisikan sebagai zona bagi fungsi-fungsi strategis. Menurutnya, lokasi semacam RTH Imam Bonjol merupakan simpul transportasi dan titik paling ideal untuk koordinasi administratif maupun kedaruratan.
Prof. Silas menilai penggunaan sebagian ruang publik tetap dapat dilakukan asalkan akses masyarakat dan fungsi sosialnya tetap terjaga.
3. Marco Kusumawijaya: Nilai Ekologis Harus Dijaga
Arsitek dan ahli tata ruang Marco Kusumawijaya menekankan bahwa perubahan fungsi ruang terbuka hijau harus memastikan nilai ekologisnya tetap terjaga. Menurutnya, setiap intervensi harus disertai penguatan tutupan hijau, pengendalian panas kota, dan peningkatan kenyamanan warga.
“Fasilitas strategis dapat masuk, tetapi nilai ekologis ruang publik tidak boleh turun,” jelasnya dalam berbagai kajian tata ruang.
Dampak Ekonomi Melonjak: Perputaran Baru di Kota Padang
Kehadiran Makodam XX/TIB diprediksi memberikan dorongan ekonomi besar bagi Kota Padang. Ratusan hingga ribuan personel TNI beserta keluarga akan bermukim dan beraktivitas di kota ini.
Perputaran ekonomi baru diperkirakan muncul pada sektor:
- hunian & kos,
- kuliner dan UMKM,
- transportasi dan perbengkelan,
- jasa komersial di sekitar kawasan,
- hingga peningkatan transaksi harian masyarakat.
(RED)



No comments