Recent comments

Breaking News

Mimbar; Iman dan Godaan



Saudara Saudari yang terkasih dalam Kristus. Setelah dibaptis, Yesus “dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ, Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai iblis”. Tiga pencobaan di padang gurun merupakan usaha iblis untuk menggoda kesetiaan Yesus. 

Pencobaan (baca godaan) yang dihadapi Yesus mengikuti tiga pola yang umum dialami semua menusia. Pencobaan pertama mengenai keinginan daging, termasuk di dalamnya adalah semua keinginan fisik. Pada saat itu Yesus lapar, dan iblis mencobai Dia untuk mengubah batu-batu menjadi roti. 

Pencobaan kedua mengenai keangkuhan hidup. Iblis mencoba menyalahgunakan ayat Alkitab untuk mencobai Dia. Tapi, Yesus menjawabnya dengan ayat Alkitab lainnya untuk meluruskannya, dengan menegaskan kalau menjadi sebuah kesalahan bagi-Nya untuk menyalahgunakan kuasa yang diberikan pada-Nya. Tampaknya Iblis sedang mencoba memainkan ego Yesus sebagai Putera Allah. 

Pencobaan ketiga mengenai kekuasaan. Jika ada jalan pintas untuk menjadi Mesias, yang tidak memerlukan upaya pengorbanan di kayu salib, maka inilah jalannya. Iblis telah menguasai kerajaan dunia, namun dia bersedia untuk memberikan semuanya kepada Kristus sebagai imbalan terhadap kesetiaan-Nya. Namun Yesus dengan tegas menjawab, “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”.

Saudara Saudari yang terkasih dalam Kristus. Godaan akan keinginan daging, keangkuhan, dan kekuasaan, hadir dalam berbagai wujud dan senantiasa beradaptasi sesuai dengan keadaan masing-masing kita. Dalam banyak kesempatan, kita sering tidak menyadari bahwa godaan-godaan tersebut menjelma dalam alternatif-alternatif pilihan yang harus kita ambil. 

Bukan tidak mungkin alternatif pilihan itu sering dirasakan sebagai alternatif terbaik yang dapat dipilih. Pilihan itu mendatangkan kesenangan dan keuntungan. Tetapi apakah pilihan tersebut sungguh pilihan terbaik? 

Peristiwa Yesus digoda oleh iblis justru terjadi pada salah satu momen terbaik yang dilalui Yesus sebagai manusia, yaitu berpuasa. Dalam kesempatan itu, Yesus akan mengambil jarak dari rutinitas harian dan menjalani kehidupan yang “tidak biasa”. Hidup yang “tidak biasa” itu dijalani bukan tanpa alasan, tetapi justru dalam momen itulah iblis mencobai Yesus. 

Rupanya peristiwa iman ini sengaja diangkat Penginjil Matius untuk menunjukkan kepada kita bahwa Yesus juga mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh manusia pada umumnya. Walau demikian, tidak berhenti di situ karena Yesus sanggup mengalahkan godaan itu. Hal ini mempertegas jati diri Yesus sebagai Allah yang sama dengan manusia dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa.

Saudara Saudari yang terkasih dalam Kristus. Jauh sebelum Yesus dicobai oleh iblis, Kitab Suci sudah lebih dahulu menyajikan kisah Ayub yang juga dicobai oleh iblis. Seluruh kekayaan materi, keluarga, bahkan kesehatan dirinya diambil habis oleh iblis karena menurut iblis, iman manusia hanya mungkin dibuktikan ketika dirinya berada dalam titik terendah kehidupan. Kisah ini diakhiri dengan pernyataan Ayub yang luar biasa; “Kalau kita mau menerima semua pemberian baik dari Allah, apa alasannya kita tidak mau menerima yang tidak baik?” Kisah tersebut menunjukkan Ayub yang sanggup bertahan sampai akhir.

Saudara Saudari yang terkasih dalam Kristus. Fakta bahwa setiap manusia pasti mengalami cobaan dan godaan adalah hal yang lumrah. Tidak jarang, cobaan dan godaan itu datang bertubi-tubi. Walau demikian, akhir dari cobaan dan godaan itulah yang menentukan kualitas hidup dan iman manusia; ia sanggup bertahan atau jatuh dalam godaan tersebut. Kemampuan untuk membuat pilihan yang tepat menunjukkan kedewasaan iman. 

Pertanyaannya adalah apakah menolak godaan merupakan hal yang sulit? Yesus menjawab pertanyaan tersebut dengan pilihan yang Ia ambil, yaitu berpuasa. Sikap mendekatkan diri pada Tuhan memberikan efek luar biasa pada daya tahan dan kedewasaan iman kita. Mari kita mendekatkan diri pada Tuhan agar iman kita senantiasa dikuatkan.

Maria Reinilda Tewu (Analis Sumber Daya Manusia Aparatur Ahli Madya)

Baca Juga


No comments